SOE Hok Gie, sosok legenda Angkatan 66, adalah mahasiswa idealis. Dia
sangat populer berkat idealismenya. Tulisan dia berupa kritik terhadap
pemerintahan saat itu sangat tajam. Kemantapan idealisme yang dia yakini
tak tergadaikan oleh apa pun.
Bagi mahasiswa, kata “idealis” tak asing lagi. Idealis dianggap fondasi
jiwa yang tak tergoyahkan oleh tawaran apa pun; tetap pada prinsip
sebagaimana yang diyakini. Itulah yang berlaku pada mahasiswa idealis.
Tentu ada tujuan tertentu yang hendak dicapai dengan prinsip itu.
Keteguhan hati sebagai sinonim dari idealis merupakan gerakan moral yang
perlu diperjuangkan. Tindakan yang dianggap bertentangan dengan
moralitas, seperti pembunuhan, penggusuran, dan kekerasan yang merupakan
pelanggaran hak asasi manusia, menjadi musuh utama. Meski itu dilakukan
berdasar konstitusi, secara kemanusiaan telah melanggar hak orang lain.
Di sinilah letak makna idealis.
Pemerintah yang kerap menggusur berdasar kontitusi yang memiliki
kekuatan hukum, dalam pandangan idealis, adalah salah. Idealisme seperti
itu tak jarang bertentangan dengan khalayak umum dan hukum. Bisa
dikatakan, ketika orang lain ke barat, seorang idealis ke timur. Sikap
itu bukan tanpa dasar.
Karena itu sosok idealis terkadang pemberani. Artinya prinsip yang
diyakini berbeda dari umumnya merupakan konsekuensi perbuatan itu.
Sebab, ada tujuan lain yang hendak dicapai. Maka Soe Hok Gie pernah
mengatakan, demi idealis dia rela sendiri ditinggalkan orang lain.
A Mangunharjana (1997) dalam bukunya, Isme-isme dalam Etika dari A
sampai Z, menyatakan idealisme menekankan gagasan, ide, isi pikiran,
buah mental. Dalam konteks mahasiswa, idealisme gagasan dan ide bukan
perkara baru. Mahasiswa bisa berkata dan menulis apa saja tentang
idealisme. Akan tetapi antara idealisme gagasan dan dunia nyata
terkadang jadi persoalan tersendiri. Bagaimana mahasiswa menerapkan
idealisme tersebut?
Dalam kaitan itu, retorika kerap jadi alat untuk mengemukakan idealisme.
Kaum idealis bisa menggunakan argumentasi-argumentasi kritis dalam
menyikapi kondisi. Itu bertujuan kuat meneguhkan sikap idealis. Namun
sikap idealis yang diyakini itu sulit diperjuangkan dalam dunia nyata.
Kesulitan mengimplementasikan idealisme disebabkan oleh terlalu
tingginya harapan. Walaupun begitu sikap idealis terkadang mendapat
tempat di hati orang lain dan tak jarang mereka dianggap sebagai kaum
radikal pembela minoritas. Meski kesulitan, mereka berhasil memberikan
pencerahan dan mencerdaskan publik.
Idealisme Demonstrasi
Ketika mahasiswa demonstrasi di gedung pemerintah, tuntutan untuk
berpihak pada orang miskin, tidak korupsi, adil, memprihatinkan nasib
rakyat, dan sebagainya merupakan serangkaian “perintah” untuk bersikap
baik. Bagi mahasiswa, sikap tersebut adalah harga mati. Mereka meyakini,
pelanggaran terhadap sikap itu akan menimbulkan kekacauan sosial.
Idealisme sangat berguna untuk menjaga independensi diri. Orang mampu
menjaga independensi diri dianggap sebagai pribadi yang berprinsip.
(51)
- Siska Arifatun, mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
Suara Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar