Jumat, 30 Maret 2012

Spirit Ibadah

DEBAT Kebersihan Diri
  • M Abdurrahman Badri 
  •  Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang
 
 
 
Setiap bulan Ramadan tiba, dengan mudah kita temukan nuansa islami di sekeliling kita. Beberapa masjid, sekolah, kampus, menggelar majlis taklim maupun pengajian-pengajian. Umat Islam berbondong-bondong mendekatkan diri ke pada Allah di berbagai tempat keagamaan yang ada.

Maraknya umat Islam yang takarub di bulan ini menjadikan lingkungan sosial pun mengalami perubahan. Tempat-tempat seperti diskotek, kafe, bar, karaoke, dan sejenis hiburan lainnya dalam jam kerja mengalami penurunan. Fenomena pindah arah ke jalan lurus. Takarub kepada Allah adalah sesuatu yang sering terjadi.

Perilaku buruk sehari-hari  diminimalisasi sedemikian rupa. Peningkatan kualitas takwa dan amal salih adalah prioritas utama. Kegemaran memakai atribut agama, seperti sarung, peci, sorban, jilbab, dan busana muslimah lainnya banyak dikenakan. Padahal, selain di bulan Ramadan berbagai macam atribut itu jarang sekali menghiasi. Tiba-tiba mereka menjadi sosok muslim-muslimah.

Seakan-akan umat Islam menemukan kembali fitrah dirinya. Para artis yang terbiasa bergaya hidup glamor dan hedonis tak ketinggalan pula mengenakan busana muslim-muslimah. Panggung hiburan, misal televisi dan radio-radio ramai-ramai membicarakan tentang keislaman. Semua lini kehidupan di bulan ini lebih mengedepankan momen berbau religi.

Dalam hal ini, kembali ke fitrah seakan-akan menjadi tema utama. Mulai dari aktivitas, atribut, dan perilaku selalu bersinggungan dengan masalah agama. Menurut saya, kembali ke fitrah seperti yang terjadi di bulan Ramadan ini, adalah sah-sah saja. Kesucian diri harus terbawa hingga di luar bulan Ramadan. Ironis jika selain Ramadan, perilaku dan aktivitas yang banyak dosa-dosa. (80) 
(/)
Dimuat di Suara Merdeka 2008

0 komentar:

Posting Komentar