Jumat, 30 Maret 2012

Merusak Keyakinan Beragama



Oleh: M. Abdurrahman Badri
 Beberapa bulan lalu, saya membaca sebuah ramalan dari pada peramal baik Indonesia, Cina, Brazil, dan sebagainya. Intinya seolah ada kesepakatan di antara para peramal itu bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat. Entah benar atau tidak, yang jelas ramalan yang mereka lakukan sangat mengganggu psikologis saya. Saya beranggapan, dunia setenang ini kok tiba-tiba mau kiamat, apalagi jaraknya sudah dekat lagi. Jelas, ulah para peramal itu sangat membahayakan. Jika tidak disikapi dengan keimanan pada yang maha kuasa, barangkali ramalan mereka dianggap pasti benar. Ini sangat berbahaya.

Melihat ramalan itu, saya teringat dengan nabi Muhammad SAW. Saat dia ditanya tentang kapan munculnya hari kiamat, dia lebih banyak tidak tahu. Katanya yang mengerti kapan munculnya kiamat itu hanya Allah. Tapi, dengan keberanian peramal, apa yang dia lihat dalam alam gaib itu seolah-olah benar. Dengan keyakinan tersebut itulah dia berani mengatakan bahwa tahun 2012 akan terjadi kiamat. Berbeda dengan sang nabi, dia hanya berkata tidak tahu, dan kiamat adalah urusan Tuhan. Oleh karenanya, statement nabi tersebut mengindikasikan bahwa umat Islam diingatkan bahwa tidak ada yang tahu kapan hari kiamat muncul. Jika terpaksa umat Islam percaya dengan sejumlah ramalan kiamat, itu berarti dia sudah tidak percaya dengan nabi. Dengan begitu keimanan mereka sudah lemah siring dengan kepercayaan pada ramalan.
Kiamat merupakan suatu perkara yang abstrak. Keberadaan dan kemunculannya tidak ada yang mengerti kecuali hanya Tuhan. Akan tetapi, dalam Islam sudah digariskan, kiamat akan terjadi manakala di bumi ini sudah tidak ada umat Islam yang menjalankan syari’ah. Yang sering populer di telinga kita, tanda-tanda kiamat adalah munculnya Matahari dari arah barat, munculnya imam Mahdi, Dajjal, Ya’juj Ma’juj, dan lainnya. Semua itu hanya sebagai pertanda bakal munculnya kiamat. Sedangkan sampai saat ini juga, tanda-tanda itu sepertinya belum tampak di sekeliling kita.
Seharusnya, ramalan yang dipublikasikan itu adalah ramalan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, Sunami, bom, kemiskinan, kelaparan, sehingga jika masyarakat umum tahu dapat dijadikan antisipasi agar terhindar dari berbagai macam musibah. Sebab selama ini ramalan BMKG tampaknya tidak banyak dipercayai karena tidak para normal. Sebab masyarakat kita lebih banyak percaya pada peramal. Tapi, kenapa mereka (paranormal) itu tidak pernah mempublikasikan ramalan mengenai bencana dalam jangka dekat? Apakah mereka tidak tahu. Kalau tidak tahu, mengapa kiamat yang notebenenya adalah urusan Tuhan dan perkara besar malah justru banyak diketahui mereka?
Sangat berbahaya memang mempublikasikan ramalan kiamat. Masih ingat beberapa tahun sebelumnya, ada yang meramalkan, tahun sekian, bulan sekian, tanggal sekian, jam sekian, akan terjadi kiamat. Lagi-lagi realita itu ternyata tidak terbukti. Jadi dalam pandangan saya, seorang yang berani mengumumkan kapan terjadinya kiamat, dia sudah berani melebihi keabsolutan Muhammad sebagai nabi sekaligus sudah berani mencoba-coba menjadi wakil Tuhan dalam mempublikasikan pada umat manusia. Padahal, Muhammad SAW. sebagai sang kekasih tidak diberi tahu, apa dukun atau para normal lebih dari sang kekasih?
Sebab itulah, akhir-akhir ini memang banyak bermunculan para normal. Kita bisa melihat di televisi, banyak sekali orang yang mengaku bisa merubah nasib kiat berbekal dengan ramalan yang mereka bisa. Apa yang dikatakan mereka, jika tidak diimbangi dengan dasar-dasar agama tentu akan mengikis keimanan kita.
            Dalam menyikapi fenomena banyak peramal tersebut ternyata eksistensi Tuhan mulai diambil alih. Saya tidak bisa membayangkan, apakah para peramal itu sudah merasa menjadi Tuhan?.
            Mendahului taqdir atau mempercayai manusia yang tiba-tiba bisa merubah nasib manusia dengan ilmunya menurut teologi Islam sudah dianggap kafir. Apalagi yang dilakukan itu dipublikasikan di masyarakat. Tentu orang-orang awam yang tidak paham mengenai tauhid akan mudah percaya dengan yang dikatakan mereka. Dengan kepercayaan tersebut mereka sama halnya menduakan Tuhan sebagai sang pencipta.
            Jadi publikasi ramalan kiamat sangat berbahaya karena dapat memperlemah keimanan manusia. Berbeda dengan konsumsi golongan sendiri seperti yang pernah terjadi di Bandung beberapa tahun lalu. Dengan privatisasi itu, dampak yang ditimbulkan tidak begitu meluas. Lain dengan diumumkan di publik, pastinya madlarat atas publikasi itu lebih besar karena mencakup soal keimanan manusia.  
dimuat di Koran Sore Wawasan


   

0 komentar:

Posting Komentar